Bagi anda yang sering menonton televisi sampai larut malam, pasti tidak asing dengan acara sms berhadiah di berbagai stasiun tv swasta. Kebanyakan acara ini di tayangkan larut malam sebagai penutup seluruh rangkaian acara pada hari itu. Terkadang ada pula kuis yang dilaksanakan siang atau pun sore hari.
Menariknya acara kuis yang sudah di fatwakan haram oleh MUI ini karena menyediakan hadiah yang menggiurkan semisal uang tunai 50 juta rupiah atau satu unit sepeda motor bahkan satu unit mobil. Pemandu kuisnya pula adalah satu sampai dua orang artis atau model cantik. Sekali sms peserta akan dikenakan biaya Rp.2000 ditambah ppn sepuluh persen jadi Rp.2200.
Dengan pertanyaan yang amat sangat gampang, biaya relatif terjangkau dan iming-iming hadiah besar yang menanti, siapa yang tidak tergerak untuk ikut? Pengelola kuis nampaknya memanfaatkan betul karakter masyarakat kita. Yang karena kemalasan dan kebodohan, tidak mau susah payah dan repot, tetapi mengharap hasil yang besar.
Bayangkan saja jika ada 0,5 persen saja dari penduduk kita yang mengikuti kuis ini, artinya sekitar satu juta orang. Kalau rata-rata mereka mengirim dua sms (kurang dari 5 ribu perak) berarti sudah ada dua juta sms, dikalikan 2.200 rupiah sama dengan 4,4 milyar rupiah! Apalah artinya mobil yang mereka sediakan dibanding hasil yang mereka dapat. Setelah dikurangi dengan biaya provider, jam siar, honor pemandu kuis, seluruh kru dan lain-lain, kita angggap saja hasil bersih pengelola sekitar 10 sampai 15 persen. Berapa jumlahnya? Antara 400 sampai 600 juta, itu baru satu malam bung! Hitung saja sendiri hasil mereka selama bulan Ramadhan yang lalu. Di bulan suci itu rata-rata kuis dilaksanakan dua kali. Menjelang berbuka dan menjelang sahur. Berapa banyak uang kaum muslimin yang terbuang sia-sia di sana.
Pengelola kuis judi ini nampaknya sengaja menayangkan pada waktu-waktu itu dengan harapan orang akan iseng meraih ponsel lalu mengikuti kuis. Ketika mata belum mau dipejamkan, kegiatan tidak ada, saluran lain semuanya kuis, orang akan tergoda untuk mengirim sms. "Sambil mengisi waktu senggang" atau "sambil menunggu waktu berbuka/ imsak" begitu slogannya. Ditambah pula peserta yang beruntung di telepon oleh pemandu kuis pada kesempatan sebelumnya tidak dapat menjawab pertanyaan "amat tolol" yang diajukan. Rasa tertarik dan penasaran untuk ikut pasti jadi lebih besar.
Inilah sebenarnya judi berkedok kuis. Mereka memanfaatkan kelengahan pengawasan oleh pemerintah. Padahal potensi kecurangan dalam kuis ini sangat besar. Tengok saja hasil pengacakan nomor pemenangnya. 08123456xxx. Siapa yang dapat memastikan itu adalah nomor sebenarnya. Bisa saja orang yang ditelepon tapi tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mudah itu adalah bagian dari mereka juga. Pasalnya untuk mengirim jawaban dengan format sms yang agak susah saja pesertanya rata-rata sudah bisa. Mengapa menjawab pertanyaan seumpama "siapakah raja dangdut indonesia?" mereka tidak bisa. Padahal jawaban yang disediakan hanya dua; A. Rhoma irama dan B. Ikke nurjanah. Terkadang ada pula penelepon yang "beruntung" itu terkesan mengulur waktu sehingga telepon nya diputus sebelum pertanyaan terjawab. Lalu menjelang pengacakan berikutnya, pemirsa masih "diberi kesempatan" untuk sms lagi. Gunanya tidak lain adalah agar mereka yang penasaran makin banyak mengirim sms jawaban.
Demikianlah kenyataan ditengah-tengah kita. Sekarang terpulang kepada kita untuk menyikapi kegitan sms berhadiah atau lebih tepatnya judi sms ini. Apakah kita akan menggunakan akal sehat dan logika kita yang rasional atau mengikuti nafsu tamak dan kedunguan kita?
Mudah-mudahan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar