Memasuki musim penghujan sekarang ini, ada beberapa hal yang agak memprihatinkan dan merisaukan kita. yaitu tentang jalan.
Seperti sama-sama kita maklumi, sebagian masyarakat Peranap menggantungkan mata pencaharian mereka di daerah Serangge, Pesajian, Punti Kayu, Simpang Lubuk Kandis, sungai Ubo dan daerah lainnya yang memang terletak agak jauh di bagian dalam Kecamatan Peranap.
Mereka-mereka ini ada yang memang menetap di daerah yang disebutkan tadi, namun ada pula yang "berulang" dari wilayah Peranap bagian "bawah" alias sekitar Pasar peranap. Meraka yang tinggal di daerah "atas" tadi menggunaka jalan untuk mengangkut hasil kebun mereka ke pabrik kelapa sawit dan ke juragan getah/karet di daerah "bawah", sementara mereka yang tinggal di "bawah" menggunakan jalanan ini untuk berdagang/ berjualan ke daerah "atas" tersebut. Hal ini biasa disebut orang Peranap dengan istilah BABELOK.
Kembali kepada persoalan jalan, mereka yang relatif sering menggunakan jalan seperti disebutkan diatas tadi, sekarang sering mengeluhkan kondisi jalan yang saban hari harus mereka lalui.
Keadaan ini disebabkan oleh adanya aktifitas transportasi truk kayu bertonase besar yang kerap melalui jalanan tersebut dimusim penghujan seperti sekarang ini. Pada waktu biasanya saja jalanan sudah parah oleh kegiatan lalu lalang truk ini, apalagi dimusim hujan seperti sekarang? begitu rata-rata kata masyarakat.
Tidak jarang, para pedagang yang kebanyakan ibu-ibu ini mesti menginap di jalanan di atas truk yang mengangkut mereka sebelum sampai ditujuan. Bahkan terkadang bisa mencapai dua malam atau lebih.
Hal ini ini kelihatannya sepele, namun menyangkut juga hajat hidup sebagian masyarakat kita.
Namun apalah daya kita, para pengambil kebijakan sepertinya tutup mata saja denga keadaan ini. sungguh ironi....
semoga setelah membaca postingan ini,(itu pun kalau ada yang baca), para pengambil kebijakan dapat lebih memperhatikan hal-hak seperti ini